LAPORAN PENDAHULUAN ANEMIA
A. Pengertian
Anemia
adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan kadar hemoglobin (Hb) atau sel
darah merah (eritrosit) sehingga menyebabkan penurunan kapasitas sel darah
merah dalam membawa oksigen (Badan POM, 2011).
Anemia didefinisikan sebagai
penurunan volume eritrosit atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang
berlaku untuk orang sehat. Anemia adalah gejala dari
kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat
atau kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan ada banyak tipe
anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E, Doenges, Jakarta, 2002).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah
sel darah merah atau konsentrasi hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003).
Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari,
seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi
yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan
kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).
B. Etiologi
1. Hemolisis (eritrosit mudah pecah)
2. Perdarahan
3. Penekanan sumsum tulang (misalnya
oleh kanker)
4. Defisiensi nutrient (nutrisional anemia), meliputi
defisiensi besi, folic acid, piridoksin, vitamin C dan copper
Menurut Badan POM (2011), Penyebab
anemia yaitu:
1. Kurang mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat besi, vitamin B12, asam folat, vitamin C, dan unsur-unsur yang
diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.
2. Darah menstruasi yang berlebihan.
Wanita yang sedang menstruasi rawan terkena anemia karena kekurangan zat besi
bila darah menstruasinya banyak dan dia tidak memiliki cukup persediaan zat
besi.
3. Kehamilan. Wanita yang hamil rawan
terkena anemia karena janin menyerap zat besi dan vitamin untuk pertumbuhannya.
4. Penyakit tertentu. Penyakit yang
menyebabkan perdarahan terus-menerus di saluran pencernaan seperti gastritis
dan radang usus buntu dapat menyebabkan anemia.
5. Obat-obatan tertentu. Beberapa jenis
obat dapat menyebabkan perdarahan lambung (aspirin, anti infl amasi, dll). Obat
lainnya dapat menyebabkan masalah dalam penyerapan zat besi dan vitamin
(antasid, pil KB, antiarthritis, dll).
6. Oprasi pengambilan sebagian atau
seluruh lambung (gastrektomi). Ini dapat menyebabkan anemia karena tubuh kurang
menyerap zat besi dan vitamin B12.
7. Penyakit radang kronis seperti
lupus, arthritis rematik, penyakit ginjal, masalah pada kelenjar tiroid,
beberapa jenis kanker dan penyakit lainnya dapat menyebabkan anemia karena
mempengaruhi proses pembentukan sel darah merah.
8. Pada anak-anak, anemia dapat terjadi
karena infeksi cacing tambang, malaria, atau disentri yang menyebabkan
kekurangan darah yang parah.
C.
Fatofisologi
Adanya suatu
anemia mencerminkan adanya suatu kegagalan sumsum atau kehilangan sel darah
merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum (misalnya berkurangnya
eritropoesis) dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik, invasi
tumor atau penyebab lain yang belum diketahui. Sel darah merah dapat hilang
melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi).
Lisis sel darah merah (disolusi)
terjadi terutama dalam sel fagositik atau dalam system retikuloendotelial,
terutama dalam hati dan limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin
yang akan memasuki aliran darah. Setiap kenaikan destruksi sel darah
merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan peningkatan bilirubin plasma
(konsentrasi normal ≤ 1 mg/dl, kadar diatas 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik
pada sclera).
Apabila sel darah merah mengalami
penghancuran dalam sirkulasi, (pada kelainan hemplitik) maka hemoglobin akan
muncul dalam plasma (hemoglobinemia). Apabila konsentrasi plasmanya
melebihi kapasitas haptoglobin plasma (protein pengikat untuk hemoglobin bebas)
untuk mengikat semuanya, hemoglobin akan berdifusi dalam glomerulus ginjal dan
kedalam urin (hemoglobinuria).
Kesimpulan mengenai apakah
suatu anemia pada pasien disebabkan oleh penghancuran sel darah merah atau
produksi sel darah merah yang tidak mencukupi biasanya dapat diperoleh dengan
dasar:1. hitung retikulosit dalam sirkulasi darah; 2. derajat proliferasi sel
darah merah muda dalam sumsum tulang dan cara pematangannya, seperti yang
terlihat dalam biopsi; dan ada tidaknya hiperbilirubinemia dan hemoglobinemia.
Anemia
↓
viskositas
darah menurun
↓
resistensi
aliran darah perifer
↓
penurunan
transport O2 ke jaringan
↓
hipoksia, pucat, lemah
↓
beban
jantung meningkat
↓
kerja
jantung meningkat
↓
payah
jantung
D.
Tanda Dan Gejala
1. Lemah, letih, lesu dan lelah
2.
Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3. Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit
dan telapak tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb,
vasokontriksi
4. Takikardi dan bising jantung
(peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada)
5. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas
(pengiriman O2 berkurang)
6. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP
7. Anemia berat gangguan GI dan CHF
(anoreksia, nausea, konstipasi atau diare)
E.
Fatway (Patrick Davey, 2002)
F.
Klasfikasi
Anemia dibagi
menjadi 2 tipe umum :
a. Anemia
Hipropropilatif
1) Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan suatu
gangguan yang mengancam jiwa pada sel induk di sum-sum tulang yang sel-sel
darah diproduksi dalam jumlah yang tidak mencukupi. Anemia aplastik dapat
terjadi secara congenital maupun idiopatik ( penyebabnya tidak diketahui). Secara
marfologis, sel darah mer4ah terlihat normositik dan normokronik. Jumlah
retikulosit rendah atau tidak ada dan biop[si sumsum tulang menunjukan keadaan
yang disebut “ pungsi kering” dengan hipoplasia nyata dan penggatian dengan
jarinagan lemak.
2) Anemia defisiensi besi
Anemia defesiensi besi adalah dimana
keadaan kandungan besi tubuh total turun dibawah tingkat normal. Defesiensi
besi merupakan penyebab utama anemia didunia, dan tetutama seringdijumpai pada
wanita usia subur, disebabkan oleh kekurangan darah sewaktu menstruasi dan
peningkatan kebutuhan besi selama kehamilan. Pada anemia defisiensi besi
pemeriksaan darah menunjukan jumlah sel darah merah normal atau hamper normal
dan kadar Hb berkurang. Pada perifer sel darah merah Mikrositik dan Hiprokromik
disertai poikilositosi dan asisositosis jumlah retikulosis dapat normal atau
berkurang. Kadar besi berkurang, sedangkan kapasitas mengikat besi
serum total meningkat.
3) Anemia megaloblastik
Anemia megaloblastik disebabkan oleh
defisiensi vitamin B12 dan asam volat menunjukan perubahan yang sama antara
sumsum tulang dan drah tepi, karena kedua vitamin tersebut esensial bagiu
sintesis DNA normal. Pada setiap kasus, terjadi hyperplasia sumsum tulang,
precursor eritroit dan myeloid besara dan aneh dan beberapa mengalami
multinukleasi. Tetapi beberapa sel ini mati dalam sumsum tulang, sehingga
jumlah sel matang yang meninggalkan sumsum tulang menjadi sedikit dan
terjadilah parisitopenia. Pada keadaan lanjut Hb dapat turun 4-5 gr/dl hitung
leukosit 2000-3000/ml3 dan hitung trombosit kurang dari 50000/ml3
b. Anemia
hemolitik
1)
Anemia
hemolitik
Pada anemia hemolitik,eritrosit
memiliki rentang usia yang memendek. Untuk mengkompensasi hal ini biasanya
sumsum tulang memproduksi sel darah merah baru 3x/ lebih disbanding kecepatan
normal. Pada pemerikasaan anemia hemolitik ditemukan jumlah retikulosis
meningkat, fraksi bilirubin indirect meningkat,dan haptok globin biasanya
rendah.
2)
Anemia
hemolitika turunan
ü
Sferositosis
turunan
Sferositosis turunan merupakan suatu
anemia hemolitika ditandai dengan sel darah merah kecil berbentuk feris dan
pembesaran limfa (spenomegali). Merupakan kelainan yang jarang, diturunkan
secara dominant. Kelainan ini biasanya terdiagnosa pada anak-anak, namun dapat
terlewat sampai dewasa karena gejalanya sangat sedikit. Penangananya berupa
pengambilan limpa secara bedah.
ü
Anemia sel
sabit
Adalah anemia hemolitika berat akibat
adanya defek pada molekul hemoglobin dan disertai dengan serangan nyeri. Anemia
sel sabit ini merupakan ganggaun genetika resesif auto somal yaitu individu
memperoleh Hb sabit (Hb s) dari kedua orang tua. Pasien dengan anemia sel sabit
biasanya terdiagnosa pada kanak-kanak karena mereka nampak anemis ketika bayi
dan mulai mengalami krisis sel sabit pada usia 1-2 tahun.
G.
Manisfestasi
Klinik
Gejala klinis yang muncul
merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai sistem dalam tubuh antara lain
penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik (syaraf) yang dimanifestasikan
dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus kerempeng), pica, serta
perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering pula terjadi abnormalitas
pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan berkurangnya keasaman lambung. Cara
mudah mengenal anemia dengan 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau
muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan seseorang terkena anemia. Gejala lain
adalah munculnya sklera (warna pucat pada bagian kelopak mata bawah).
Anemia bisa
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala terasa melayang.
Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung
(Sjaifoellah, 1998).
H. Pemeriksaan penunjang
Jumlah darah lengkap (JDL) :
hemoglobin dan hematokrit menurun.
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
Jumlah eritrosit : menurun, menurun berat (aplastik);
·
MCV (molume korpuskular rerata) dan MCH (hemoglobin korpuskular
rerata) menurun dan mikrositik dengan eritrosit hipokronik, peningkatan.
Pansitopenia (aplastik).
·
Jumlah retikulosit : bervariasi,
misal; menurun, meningkat (respons sumsum tulang terhadap kehilangan darah /hemolisis).Pewarna
sel darah merah : mendeteksi perubahan warna dan bentuk (dapat
mengindikasikan tipe khusus anemia).
·
LED : Peningkatan menunjukkan adanya
reaksi inflamasi, misal : peningkatan kerusakan sel darah merah :atau penyakit
malignasi. Masa hidup sel darah merah : berguna dalam membedakan diagnosa
anemia, misal : pada tipe anemia tertentu, sel darah merah mempunyai waktu
hidup lebih pendek.
·
Tes kerapuhan
eritrosit : menurun. SDP : jumlah sel total sama dengan sel darah merah (diferensial)
mungkin meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik).
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)
Jumlah trombosit : menurun caplastik; meningkat; normal atau tinggi (hemolitik)
·
Hemoglobin
elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur hemoglobin.
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
Bilirubin serum (tak terkonjugasi): meningkat (hemolitik).
·
Folat serum dan
vitamin B12 membantu mendiagnosa anemia sehubungan dengan
defisiensi masukan/absorpsi.
Besi serum : tak ada; tinggi (hemolitik)
Besi serum : tak ada; tinggi (hemolitik)
BC serum
: meningkat
Feritin
serum : meningkat
Masa perdarahan : memanjang
(aplastik)
LDH serum
: menurun
Tes
schilling : penurunan eksresi
vitamin B12 urine
Guaiak
:
mungkin positif untuk darah pada urine, feses, dan isi gaster, menunjukkan
perdarahan akut/kronis.
·
Analisa gaster
: penurunan sekresi dengan peningkatan pH dan tak adanya asam hidroklorik
bebas.
·
Aspirasi sumsum
tulang/pemeriksaan/biopsi : sel mungkin tampak berubah dalam jumlah, ukuran,
dan bentuk, membentuk, membedakan tipe anemia, misal: peningkatan megaloblas,
lemak sumsum dengan penurunan sel darah (aplastik).
·
Pemeriksaan
andoskopik dan radiografik : memeriksa sisi perdarahan : perdarahan GI
(Doenges, 1999).
I. Penatalaksana
Tindakan umum: Penatalaksanaan
anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti darah yang hilang.
1. Transpalasi sel
darahmerah.
2. Antibiotik diberikan untuk
mencegah infeksi
3. Suplemen asam folat dapat merangsang
pembentukan sel darah merah.
4. Menghindari situasi kekurangan
oksigen atau aktivitas yang membutuhkan oksigen
5. Obati penyebab perdarahan abnormal
bila ada.
6. Diet kaya besi yang mengandung
daging dan sayuran hijau.
Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari
penyebabnya) :
1. Anemia defisiensi besi
Mengatur
makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan yang diberikan seperti
ikan, daging, telur dan sayur.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
Pemberian preparat fe
Perrosulfat 3x200mg/hari/per oral sehabis makan
Peroglukonat 3x200mg/hari/oral sehabis makan.
2. Anemia pernisiosa:
pemberian vitamin B12
3. Anemia asam folat: asam folat 5
mg/hari/oral
4. Anemia karena perdarahan : mengatasi
perdarahan dan syok dengan pemberian cairan dan transfuse
darah.
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses
keperawatan secara menyeluru(Boedihartono, 1994).
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
Pengkajian pasien dengan anemia (Doenges, 1999) meliputi :
1)
Aktivitas /
stirahat
Gejala : keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas ; penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap latihan
rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
Tanda : takikardia/ takipnae ; dispnea pada waktu bekerja
atau istirahat. Letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik
pada sekitarnya. Kelemahan otot, dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak
tegak. Bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan
tanda-tanda lain yang menunujukkan keletihan.
2)
Sirkulasi
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
Gejala : riwayat kehilangan darah kronik, misalnya perdarahan GI kronis, menstruasi berat , angina, CHF (akibat kerja jantung berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis. Palpitasi (takikardia kompensasi).
Tanda : TD : peningkatan sistolik dengan diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural. Ekstremitas (warna) : Pucat pada kulit dan membrane mukosa (konjuntiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. (catatan: pada pasien kulit hitam, pucat dapat tampak sebagai keabu-abuan).
pucat (aplastik) atau kuning lemon terang. Sklera : biru
atau putih seperti mutiara. Pengisian kapiler melambat (penurunan aliran darah
ke kapiler dan vasokontriksi kompensasi) kuku : mudah patah, berbentuk seperti
sendok (koilonikia). Rambut : kering, mudah putus, menipis,tumbuh uban secara
premature.
3)
Integritas ego
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfuse darah.
Gejala : keyakinanan agama/budaya mempengaruhi pilihan pengobatan, misalnya penolakan transfuse darah.
Tanda :depresi.
4)
EliminasiGejala
: riwayat pielonefritis, gagal ginjal. Flatulen, sindrom malabsorpsi (DB). Hematemesis,
feses dengan darah segar, melena. Diare ataukonstipasi. Penurunan haluara
nurine.
Tanda :distensi abdomen.
5)
Makanan/cairan
Gejala : penurunan masukan diet, masukan diet protein
hewani rendah/masukan produk sereal tinggi. Nyeri mulut
atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring). Mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia. Adanya penurunan berat badan. Tidak pernah puas mengunyah
atau peka terhadap es, kotoran ,tepung jagung,dan sebagainya.
Tanda : lidah tampak merah daging/halus (defisiensi asam
folat dan vitamin B12). Membrane mukosa kering, pucat. Turgor kulit : buruk,
kering, tampak kisut/hilang elastisitas. Stomatitis dan glositis (status
defisiensi). Bibir : selitis, misalnya inflamasi bibir dengan sudut mulut
pecah.
6)
Neurosensori
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Gejala : sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak mampuan berkonsentrasi. Insomnia, penurunan penglihatan, dan bayangan pada mata. Kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah ; parestesia tangan/kaki (AP) ; klaudikasi.Sensasi manjadi dingin.
Tanda : peka rangsang, gelisah, depresi cenderung tidur,
apatis. Mental : tak mampu berespons, lambat dan dangkal. Oftalmik : hemoragis
retina (aplastik). Epitaksis : perdarahan dari lubang-lubang (aplastik).
Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar, dan posisi, tanda Romberg
positif, paralysis.
7)
Nyeri/kenyamanan
Gejala : nyeri kepala
8)
Pernapasanan
Gejala : riwayat TB, abses paru. Napas : pendek pada istirahat
dan aktivitas
Tanda : takipnea , ortopnea dan dispnea.
9)
keamanan
gejala : riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia,
riwayat terpajan pada radiasi ; baik terhadap pengobatan atau kecelakaan.
Riwayat kanker, terapi kanker. Tidak toleran terhadap dingin dan panas .
transfusi darah sebelumnya . gangguan pengelihatan, penyembuhan luka buruk,
sering infeksi
tanda : demam rendah, menggigil, berkeringat malam,
limfadenopati umum, ptekie dan ekimosis (aplastik).
10) Seksualitas
Gejala : perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia
atau amenore . hilang libidp (priadan wanita ). Imppoten.
Tanda : serviks dan dinding vagina pucat.
2.
Diagnosa
keperawatan
a. Perfusi jaringan tidak efektif b.d perubahan ikatan
O2 dengan Hb, penurunan konsentrasi Hb dalam darah.
b. Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh b.d inadekuat intake makanan.
c. Defisit perawatan
diri b.d kelemahan
d. Resiko infeksi b.d pertahanan
sekunder tidak adekuat (penurunan Hb)
e. Intoleransi aktifitas b.d
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
f. Gangguan pertukaran gas b.d ventilasi perfusi
g. Ketidakefektifan pola nafas b.d keletihan
h. Keletihan b.d anemia
3.
Rencana Keperawatan
NO
|
DIANGOSA
KEPERAWATAN DAN KOLABORASI
|
TUJUAN
DAN KRITERIA HASIL
|
INTERVENSI
|
1
|
Perfusi jaringan tidak efektif b/d
penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ……… jam perfusi jaringan klien adekuat
dengan kriteria :
-
Membran mukosa merah
-
Konjungtiva tidak anemis
-
Akral hangat
-
Tanda-tanda vital dalam rentang normal
|
Peripheral Sensation Management
(Manajemen sensasi perifer)
§ Monitor
adanya daerah tertentu yang hanya peka terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
§ Monitor
adanya paretese
§ Instruksikan
keluarga untuk mengobservasi kulit jika ada lesi atau laserasi
§ Gunakan
sarun tangan untuk proteksi
§ Batasi
gerakan pada kepala, leher dan punggung
§ Monitor
kemampuan BAB
§ Kolaborasi
pemberian analgetik
§ Monitor
adanya tromboplebitis
§ Diskusikan
menganai penyebab perubahan sensasi
|
2
|
Ketidakseimbangan nutrisi kurang
dari kebutuhan tubuh b/d intake yang kurang, anoreksia
Definisi
: Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.
Batasan
karakteristik :
- Berat
badan 20 % atau lebih di bawah ideal
- Dilaporkan
adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance)
- Membran
mukosa dan konjungtiva pucat
- Kelemahan
otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah
- Luka,
inflamasi pada rongga mulut
- Mudah
merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan
- Dilaporkan
atau fakta adanya kekurangan makanan
- Dilaporkan
adanya perubahan sensasi rasa
-
Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan
-
Miskonsepsi
-
Kehilangan BB dengan makanan cukup
-
Keengganan untuk makan
-
Kram pada abdomen
-
Tonus otot jelek
-
Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi
-
Kurang berminat terhadap makanan
-
Pembuluh darah kapiler mulai rapuh
-
Diare dan atau steatorrhea
-
Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok)
- Suara
usus hiperaktif
- Kurangnya
informasi, misinformasi
Faktor-faktor
yang berhubungan :
Ketidakmampuan
pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan
dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ………. status nutrisi klien adekuat
dengan kriteria
v Adanya peningkatan berat badan
sesuai dengan tujuan
v Beratbadan ideal sesuai dengan
tinggi badan
v Mampumengidentifikasi kebutuhan
nutrisi
v Tidk ada tanda tanda malnutrisi
v Menunjukkan peningkatan fungsi
pengecapan dari menelan
v Tidak terjadi
penurunan berat badan yang berarti
v Pemasukan
yang adekuat
v Tanda-tanda
malnutri si
v Membran
konjungtiva dan mukos tidk pucat
v Nilai Lab.:
Protein total: 6-8 gr%
Albumin: 3.5-5,3 gr %
Globulin 1,8-3,6 gr %
HB tidak kurang dari 10 gr %
|
NIC :
Nutrition Management
§ Kaji
adanya alergi makanan
§ Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien.
§ Anjurkan
pasien untuk meningkatkan intake Fe
§ Anjurkan
pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C
§ Berikan
substansi gula
§ Yakinkan diet
yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
§ Berikan
makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi)
§ Ajarkan
pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
§ Monitor
jumlah nutrisi dan kandungan kalori
§ Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
§ Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
Nutrition Monitoring
§ BB
pasien dalam batas normal
§ Monitor
adanya penurunan berat badan
§ Monitor tipe
dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan
§ Monitor
interaksi anak atau orangtua selama makan
§ Monitor
lingkungan selama makan
§ Jadwalkan
pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan
§ Monitor kulit
kering dan perubahan pigmentasi
§ Monitor
turgor kulit
§ Monitor
kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah
§ Monitor
mual dan muntah
§ Monitor kadar
albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht
§ Monitor
makanan kesukaan
§ Monitor
pertumbuhan dan perkembangan
§ Monitor
pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva
§ Monitor
kalori dan intake nuntrisi
§ Catat
adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral.
§ Catat jika
lidah berwarna magenta, scarlet
|
3
|
Defisit
perawatan diri b/d kelemahan fisik
Definisi
:
Gangguan
kemampuan untuk melakukan ADL pada diri
Batasan
karakteristik : ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk berpakaian,
ketidakmampuan untuk makan, ketidakmampuan untuk toileting
Faktor
yang berhubungan : kelemahan, kerusakan kognitif atau perceptual, kerusakan
neuromuskular/ otot-otot saraf
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ………. jam kebutuhan mandiri klien terpenuhi dengan
kriteria
v Klien terbebas dari bau badan
v Menyatakan kenyamanan terhadap
kemampuan untuk melakukan ADLs
v Dapat melakukan ADLS dengan
bantuan
|
NIC :
Self Care assistane : ADLs
§ Monitor
kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
§ Monitor
kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan makan.
§ Sediakan
bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk melakukan self-care.
§ Dorong
klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang normal sesuai kemampuan yang
dimiliki.
§ Dorong
untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan ketika klien tidak mampu
melakukannya.
§ Ajarkan
klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
§ Berikan
aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
§ Pertimbangkan
usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
|
4
|
Resiko infeksi
Definisi
: Peningkatan resiko masuknya organisme patogen
Faktor-faktor
resiko :
-
Prosedur Infasif
-
Ketidakcukupan pengetahuan untuk menghindari
paparan patogen
-
Trauma
-
Kerusakan jaringan dan peningkatan paparan
lingkungan
-
Ruptur membran amnion
-
Agen farmasi (imunosupresan)
-
Malnutrisi
-
Peningkatan paparan lingkungan patogen
-
Imonusupresi
-
Ketidakadekuatan imum buatan
-
Tidak adekuat pertahanan sekunder (penurunan Hb, Leukopenia,
penekanan respon inflamasi)
-
Tidak adekuat pertahanan tubuh primer (kulit tidak
utuh, trauma jaringan, penurunan kerja silia, cairan tubuh statis, perubahan
sekresi pH, perubahan peristaltik)
-
Penyakit kronik
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama ………. jam status imun klien meningkat
dengan kriteria
v Klien
bebas dari tanda dan gejala infeksi
v Menunjukkan
kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
v Jumlah
leukosit dalam batas normal
v Menunjukkan
perilaku hidup sehat
|
NIC :
Infection Control (Kontrol
infeksi)
·
Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
·
Pertahankan teknik isolasi
·
Batasi pengunjung bila perlu
·
Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung
dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
·
Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
·
Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
kperawtan
·
Gunakan baju, sarung tangan sebagai alat pelindung
·
Pertahankan lingkungan aseptik selama pemasangan alat
·
Ganti letak IV perifer dan line central dan dressing
sesuai dengan petunjuk umum
·
Gunakan kateter intermiten untuk menurunkan infeksi
kandung kencing
·
Tingktkan intake nutrisi
·
Berikan terapi antibiotik bila perlu
Infection Protection (proteksi
terhadap infeksi)
·
Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
·
Monitor hitung granulosit, WBC
·
Monitor kerentanan terhadap infeksi
·
Batasi pengunjung
·
Saring pengunjung terhadap penyakit menular
·
Partahankan teknik aspesis pada pasien yang beresiko
·
Pertahankan teknik isolasi k/p
·
Berikan perawatan kuliat pada area epidema
·
Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan,
panas, drainase
·
Ispeksi kondisi luka / insisi bedah
·
Dorong masukkan nutrisi yang cukup
·
Dorong masukan cairan
·
Dorong istirahat
·
Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
·
Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
·
Ajarkan cara menghindari infeksi
·
Laporkan kecurigaan infeksi
·
Laporkan kultur positif
|
5
|
Intoleransi aktifitas b.d
ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….. klien dapat
beraktivitas dengan kriteria
- Berpartisipasi
dalam aktivitas fisik dgn TD, HR, RR yang sesuai
-Menyatakan gejala memburuknya
efek dari OR&menyatakan onsetnya segera
-Warna kulit normal,hangat&kering
Memverbalisa-sikan pentingnya aktivitasseca-ra bertahap
Mengekspresikan pengertian pentingnya keseimbangan
latihan&istira
Hat
- Peningkatan toleransi aktivitas
|
Toleransi aktivitasi
1. Menentukan
penyebab intoleransi aktivitas&menentukan apakah penyebab dari fisik,
psikis/motivasi
2. Observasi adanya pembatasan klien
dalam beraktifitas.
3. Kaji
kesesuaian aktivitas&istirahat klien sehari-hari
4. ↑ aktivitas
secara bertahap, biarkan klien berpartisipasi dapat perubahan posisi,
berpindah & perawatan diri
5. Pastikan
klien mengubah posisi secara bertahap. Monitor gejala intoleransi aktivitas
6. Ketika membantu klien berdiri,
observasi gejala intoleransi spt mual, pucat, pusing, gangguan
kesadaran&tanda vital
7. Lakukan latihan
ROM jika klien tidak dapat menoleransi aktivitas
8. Bantu klien memilih aktifitas yang
mampu untuk dilakukan
|
6
|
Gangguan
pertukaran gas b.d ventilasi-perfusi
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….. status
respirasi : pertukaran gas membaik dengan kriteria :
v Mendemonstrasikan
peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat
v Memelihara
kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan
v Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
Tanda tanda vital dalam rentang normal
|
Terapi Oksigen
v Bersihkan
mulut, hidung dan secret trakea
v Pertahankan jalan nafas yang paten
v Atur peralatan oksigenasi
v Monitor aliran oksigen
v Pertahankan posisi pasien
v Onservasi adanya tanda tanda
hipoventilasi
v Monitor
adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi
Vital sign Monitoring
|
7
|
Ketidakefektifan
pola nafas b.d
|
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama …….… status
respirasi klien membaik dengan kriteria
v Mendemonstrasikan
batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu
(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed
lips)
v Menunjukkan
jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah,
nadi, pernafasan)
|
Airway
Management
·
Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
·
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan
nafas buatan
·
Pasang mayo bila perlu
·
Lakukan fisioterapi dada jika perlu
·
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
·
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan
·
Lakukan suction pada mayo
·
Berikan bronkodilator bila perlu
·
Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab
· Atur intake
untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
|
8
|
Keletihan b.d anemia
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …….. .keletihan
klien teratasi dengan kriteria :
-
Kemampuan aktivitas adekuat
-
Mempertahankan nutrisi adekuat
-
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
-
Menggunakan teknik energi konservasi
-
Mempertahankan interaksi sosial
-
Mengidentifikasi faktor-faktor fisik dan psikologis
yang menyebabkan kelelahan
-
Mempertahankan kemampuan untuk konsentrasi
|
Energi manajemen
§ Monitor
respon klien terhadap aktivitas takikardi, disritmia, dispneu, pucat, dan
jumlah respirasi
§ Monitor dan
catat jumlah tidur klien
§ Monitor
ketidaknyamanan atauu nyeri selama bergerak dan aktivitas
§ Monitor
intake nutrisi
§ Instruksikan
klien untuk mencatat tanda-tanda dan gejala kelelahan
§ Jelakan
kepada klien hubungan kelelahan dengan proses penyakit
§ Catat
aktivitas yang dapat meningkatkan kelelahan
§ Anjurkan
klien melakukan yang meningkatkan relaksasi
§ Tingkatkan
pembatasan bedrest dan aktivitas
|
4. Pelaksanaan
Merupakan
tahap pelaksanaan tindakan dari rencana perawatan yang telah ditetapkan untuk
mengatasi masalah yang ditemukan.
5. Evaluasi
Evaluasi
merupakan tahap pengukuran keberhasilan perawatan dalam memecahkan masalah yang
ditemukan dalam kebutuhan klien dengan cara menilai tujuan yang ditetapkan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. 2002. Buku
Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3. Jakarta: EGC
Carpenito, L.J.
2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada
Praktik Klinis, edisi 6. Jakarta: EGC
Johnson, M., et all. 2000. Nursing
Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana
Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC
Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing
Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River
Patrick Davay, 2002, At A Glance
Medicine, Jakarta, EMS
Santosa,
Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima
Medika
Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II.
Jakarta: EGC
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis
Keperawatan, edisi 7. EGC : Jakarta.
sama".. insya allah akan perkunjung
BalasHapusThanks for your information. Please accept my comments to still connect with your blog. And we can exchange backlinks if you need.
BalasHapusWhat Is Anemia?
What Is Aortic Aneurysm?
What Is Angina Pectoris?
What Is Arrhythmias?
What Is Ascariasis?