Rufaidah binti sa’ad al Aslamiyah “ MUJAHIDAH PERTAMA DALAM DUNIA KEPERAWATAN ISLAM”


Entah alasan paksaan atau keinginan yang membuatku mengambil jurusan keperawatan, terombang-ambing selama satu tahun dalam sebuah jurusan yang memang sejatinya  tidak aku minati,  pada akhirnya aku membuat keputusan bahwa “ALLAH telah merencanakan ini semua untukku, aku nyakin ada hal yang terbaik yang akan Allah berikan untukku” niat dan kenyakinan itu yang kutanamkan dalam manset hidupku.  Awal mula aku mulai  menyukai jurusan keperawatan ini, yang mungkin tidakku ulas lebih panjang di tulisan ini.


Dimulai dari Capping day, Capping Day adalah hari pemasangan cap kepada seluruh mahasisas tingkat I  yang akan menyelsaikan studi semseter I dan akan melanjutkan semester II sebagai symbol bahwa para mahasiswa akademis keperawat telah siap praktik lapangan. Capping day merupakan langkah awal bagi para calon perawat untuk dapat bekerja melayani pasien penuh dengan cinta kasih seperti yang diajarkan tokoh perawat “Florence NIgthangle”.

Floren Nigthangle, wanita yang pertama kali yang membuatku tetarik dengan dunia keperawatan, bagaimana hebatnya Floren yang secara diam-diam membatu pengobatan para prajurit- prajurit di rumah sakit tentara pada malam hari sendiri, dengan membawa lampu, hingga ia disebut sebagai “Bidadari Berlambung”. Mulai saat itu aku aktif ikut organisasi dan bergabung dengan salah satu organisasi kerelawanan “sungguh orang yang paling banyak manfaatnya adalah orang yang paling banyak membantu orang lain.”

           
Mulai suka dengan jurusaan yangku ambil semakin menuntutku untuk belajar ilmu keperawatan dengan baik, sampai suatu hari aku membaca sebuah buku tentang Aishya Binti Abu Bakar, dari sejak kecil aku sangat mengidolakan tokoh islami wanita seperti, ummu Khadijah, Fatimah az-zahrah, dll. dikisahkan bahwa Aishya adalah orang yang mahir akan dunia medis, ia banyak membantu pengobatan dizaman Rasulullah Shallaallahu’Alaihi Wa Sallam. Adahal yang menarik yang kutemukan dalam kisah itu adalah sebuah nama yang mungkin banyak dari para perawat modern tidak banyak mengetahuinya “Rufaidah Binti Sa’ad Bani Aslam Al-Khazraj” wanita yang berhati mulia yang hidup pada zaman Rasulullah Shallaallahu’Alaihi Wa Sallam. Menjadikanku saat itu memutuskan untuk menjadikan Rufaidah sebagai idola dan penyemangatku dalam dunia keperawatan


“Mengenal sosok Sa’ad Bani Aslam Al-Khazraj"


1400 tahun yang lalu telah hidup sosok mujahidah tangguh seorang perawat muslimah yang mendedikasikan hidupnya untuk memberikan sentuhan-sentuhan kemanusiaan dalam dunia kesehatan. Bahkan seluruh ulama sepakat, sebagaimana dikemukakan Muhammad Hamid Muhammad dalam karyanya “Shuwar Min Hayat Al Shahabiyyat” menjulukinya perawat pertama dalam sejarah Islam.
                            
Rufaidah binti sa’ad al Aslamiyah al Khazraj dilahirkan di Yastrib (Madinah) tahun 570 M dan wafat pada tahun 632 M. wanita yang hidup pada masa awal hijrah Rasulullah Shallaallahu’Alaihi Wa Sallam atau bertepatan pada tahun delapan masehi. Rufaidah kecil sering membantu ayahnya yang berprofesi seorang dokter atau tabib saat itu . lewat sang ayahlah ia mempelajari ilmu Keperawatan. Ketika kota Madinah berkembang , ia mengabdikan dirinya untuk merawat kaum muslim yang sakit dengan membangun tenda di luar Masjid Nabawi.
“Bidadari Besi”
seorang mujahidah yang selalu berada di tepi garis batas dalam setiap peperangan bersama Nabi. Pengabdiannya sangat besar saat Perang Badar, Uhud, Khaibar, dan Khandaq. Keahliannya di bidang ilmu keperawatan membuat hatinya terpanggil sebagai sukarelawan bagi korban yang terluka akibat perang. Dan Nabi pun memperbolehkannya. Rufaidah juga mendirikan rumah sakit lapangan yang amat membantu para mujahid yang terluka saat berperang. Bahkan Rasulullah memberikan instruksi supaya para prajurit yang terluka untuk dirawat oleh Rufaidah. Dia melatih pula beberapa kelompok wanita untuk menjadi perawat, membantunya merawat para prajurit perang.

Dalam Perang Khandaq, Sa’ad bin Mu’adz yang terluka dan tertancap panah di tangannya, dirawat oleh Rufaidah hingga stabil/homeostatis. Momen ini dikenang sebagai awal mula dunia medis dan dunia keperawatan. Tugas ini digambarkan mulia untuk Rufaidah, dan merupakan pengakuan awal untuk pekerjaaannya di bidang keperawatan dan medis.

Konstribusi Rufaidah merambah sebagai aktifis sosial. Dia selalu terdepan dalam melakukan pembelaan kepada kaum miskin, anak yatim, atau penderita cacat mental. Dia merawat anak yatim dan memberikan bekal pendidikan. Rufaidah digambarkan memiliki kepribadian yang luhur dan empati sehingga memberikan pelayanan keperawatan yang diberikan kepada pasiennya dengan baik pula. Bagi Rufaidah, sentuhan sisi kemanusiaan adalah hal yang penting bagi perawat, sehingga perkembangan sisi teknologi dan sisi kemanusiaan (human touch) mesti seimbang. Dia juga merupakan penyokong advokasi pencegahan penyakit (preventif care) dan menyebarkan pentingnya penyuluhan kesehatan. Hari ini, kepeloporan Rufaidah menjadi model di seluruh dunia.
Perkembangan Dunia Medis Islam di Mulai”
Dari masa Rufaidah, masa keemasan dunia keperawatan dalam Islam dimulai. Keikhlasan pengabdiannya memiliki banyak andil dalam perkembangan dunia kedokteran yang dapat kita lihat di Arab Saudi sekarang. Kemajuan yang terjadi tergambarkan dengan:
1.      The Islamic periode/masa penyebaran Islam (570-632 M). Pada masa ini, keperawatan sejalan dengan jihadnya kaum muslimin. Di masa inilah muncul Rufaidah al Aslamiyah untuk yang pertama kali.
2.      Post prophetic era/masa setelah Nabi (632-1000 M). Di masa ini, kedokteran mulai mendominasi. Pada era ini, muncul tokoh-tokoh seperti Ibnu Shina, Abu Bakar ibnu Zakaria ar Razi (Dr. al Razi)
3.      Late to midlle age/masa pertengahan (1000-1500 M). Pada masa ini, negara Arab membangun rumah sakit dengan baik. Dikenalkan konsep pemisahan ruang keperawatan laki-laki dan ruang keperawatan perempuan.
4.      Terakhir adalah masa modern (1500-sekarang). Pada masa ini, perawat-perawat asing dari dunia barat mulai berkembang dan masuk ke negara-negara Arab. Pada tahun 1960, seorang bidan perawat muslimah dari Arab Saudi bernama Lutfiyyah al Khateb mendapatkan diplomasi keperawatan pertama di Kairo. Ia mendirikan institusi keperawatan di Arab Saudi.



“Penulis : ada hal yang membuatku sadar, bahwa Allah telah mentakdirkan hidupku utuk menjadi seorang perawat, yang akan membangun pradaban islam dalam dunia keperawatan, meneruskan perjungan mujahidah tangguh “Rufaidah binti sa’ad al Aslamiyah al Khazraj” .  sebagai seorang perawat, prinsip hidup Rufaidah menjadi acuan untuk memberikan asuhan keperawat yang banyak dilakukan saat ini. Aku terlalu terlamabat untuk mengenal sosok mujahidah pilar keperawatan muslim, penyesalan tidak bisa mengubah segalanya, tapi yang terpenting apa dan bagaimana kotribusiku untuk agama saat ini. “dari suka menjadi cinta dengan profesiku”


Sumber :

yulia agisni
yulia agisni Hanya seorang penikmat sastra

Posting Komentar

label
advertise