Pesan Dalam Novel Syahadat Cinta Dan Hijrah Cinta


Novel adalah karya yang bisa mengubah pola pikir dan pandangan seseorang, apabila ia dikemas dengan sangat apik oleh si penulis. Kita akan menemukan makna yang tersurat dalam segala penyampaian pesan sang penulis. Seperti dua novel yang akan aku bahas kali ini, dua novel yang menceritakan tentang sebuah kekuatan cinta yang begitu kokoh membuat mereka kembali kepada cinta yang fitrah, novel ini ditulis oleh orang yang berbeda, novel yang pertama “ syahadat cinta” karya Taufiqurrahman Al-azizy. Siapa yang tak kenal dengan Taufiqurraman seorang penulis best seller yang karyanya banyak mengupas tema cinta, setiap judul novel beliau selalu terpatri kata cinta, mulai dari syahadat cinta, musafir cinta, dll.
          Novel yang kedua, karya seorang anak muda yang memberikan banyak warna bagi perjalanan hijrah anak muda zaman now, siapa lagi kalau bukan kang abay dengan novel yang berjudul “ Hijrah Cinta” . kang abay juga seorang penulis bestr seller, karyanya banyak diminati oleh kaum muda yang mulai belajar hijrah. Dua novel ini akan aku bahas tentang pesan-pesan penulis yang disampaikan dalam setiap lembaran novel ini.  Ada hal yang membuatku kagum dengan penulis, mulai dari gayanya menyampaikan perasaan si tokoh utama, koflik yang terjadi di dua novel itu , hinggal klimak penyelsaian koflik di tulis dengan sangat apik, hingga pembaca tidak buru-buru untuk membaca bab yang lain.

Syahadat Cinta
 
Novel penggugah hati, yang memiliki pesan sangat mendalam bagi para pembacaanya :
  •  Kita tidak pernah tau kapan dan bagaiman seorang akan berubah. “seperti Iqbal seorang anak kota yang sehariannya selalu dihabiskan dengan ke club, dan menghaburkan uang, Ada didalam hatinya ingin berubah karena peristiwa yang menimpa dirinya”. Dari sana kita harus menyadari Allah maha membolak balikan hati manusia, lalu kenapa kita harus merasa paling baik diantara orang-orang yang kita anggap jauh dari Allah. Siapa tau kita yang lebih jauh kepada Allah dari pada orang yang kita perasangkakan. Semoga Allah selalu memberikan kita hidayahnya.
  • Takut. Dalam novel ini mengajarkan kita bahwa rasa takut dalam berhijrah pasti ada, karena setan tidak pernah lengah untuk menggoda manusia agar ia tetap berada dalam jalan keburukan, Tekat tokoh utama “Iqbal” sangat kuat untuk belajar di pondok pesanteren, walaupun dalam hatinya masih ada keraguan dak ketakutan. Ketika ingin berbuat baik jangan takut, teruslah melangkah. Nyakinkan diri bahwa Allah akan selalu menuntun kita.


  • Ketawadukan seorang murit , yang selalu mematuhi segala perintah gurunya bisa kita dapatkan dari sosok kang Rakhmat.  Dalam kitab  ta’lim muta’alim dijelaskan bagaimana adap seorang penuntut ilmu kepada gurunya. Begitu jelas penulis ingin sampaikan bahwa keberkahan ilmu seorang murid tergantung bagaiman ia memperlakukan gurunya.


  • Setiap manusia pasti memiliki masalah, dan Allah akan menguji hambanya dari datangnya masalah menghampirinya. Sekarang tinggal kita pilih besabar atau lari dari masalah tersebut. Iqbal sang tokoh utama begitu takut hingga ia memilih lari sementara dari masalah itu. Padahal sang kiyai telah mengajarkan kesabaran dan jangan menyerah dari setiap air yang iqbal ambil dari sungai untuk keperluan santri.
  • Hidup ini tak ujungnya hanya sebuah peristirahatan sementara, belajar kesabaran dan keikhlasan dalam menerima ketentuan yang Allah berikan dari sosok ibu Jamilah. Dari segala keterbatasan ekonomi yang menghimpit, ia tidak pernah lupa untuk selalu mendekatakan diri kepada Allah, hingga ia dan anaknya tak pernah absen untuk sholat tahajud. Bagaimana dengan kita yang secara ekonomi mampu , tapi kita malah jauh dari Allah Karen terlalu focus mengejar dunia.
  • “sebaik-baik teman duduk adalah buku”. Begitulah selogan yang sering kita dengar. Banyak membaca membuka wawasan berpikir kita, dalam novel ini tokoh utama telah membaca banyak judul buku yang dibeli ditoko buku, dari sana ia banyak mendapat pencerahana dari setiap pertanya tentang islam. Ada banyak ragam buku, dengan manhaj yang berbeda tapi tidak sekalipun buku-buku itu saling menyinggung satu penulis dengan penulis lainnya.
  • Islam selalu dituduh dengan sebutan teroris, begitu banyak para mujahid yang membela agama islam dituduh sebagai orang radikal , padahal ada banyak oknum dibelakang semua ini, meraka begitu takut akan datangnya kejaya didalam islam. Hingga banyak dari orang islam sendiri termakan hasutan dari oknum yang ingin mengahancurkan islam, mereka mengadu domba kaum muslim. Semoga ini menjadi pelajaran bagi kita untuk mengenal islam lebih kaffah.
  • “orang yang paling sulit dinasehati adalah orang yang sedang jatuh cinta, logiknya tidak bisa berpikir logis”. Begitulah yang terjadi kepada tokoh utama dan kang Rakhmat. Mereka tidak sadar bahwa cinta kepada lawan jenis, mampu merusak pikiran mereka, kecintaan mereka mengalahkan kecintaan mereka kepada Allah. Sejatinya cinta adalah fitrah manusia, tak bisa dipungkiri. Banyak orang terjerumus ranyuan setan karena hal ini. Padahal cinta ini bisa kita tepis bagaimana kita memperlakukannya, apakah ikut termakan hasutan setan atau pergi meninggalkan orang yang kita cinta. silahkan kau pilih yang mana ?.
  • Perbedaan pandangan atau pendapat bukan menjadikan kita membenci orang yang tidak sependapat dengan kita, melainkan saling melengkapi, satu dengan yang lainnya. Karena manunsia masih dalam kata dhoif, ilmu kita hanya sedikit dari apa yang Allah berikan, tak perlu merasa benar ketika manhaj kita berbeda, tujuan kita sama hanya jalan kita yang berbeda. “di novel ini mengajarkan tentang bagaimana Iqbal dan kang Rakhmat bersahabat walaupun dalam pemikiran yang berbeda”. Islam itu indah, mengajarkan untuk saling mengasihi.



Hijrah Cinta

Pesan-pesan yang terkandung dari novel karya kang Abay, dikupas hanya sebagian yang aku temukan. Sebenarnya tidak begitu jauh beda antara novel Syahadat Cinta
  • Cinta tidak bisa dinikmati oleh nafsu birahi, di novel ini mengajarkan kita bahwa cinta bukan dibuktikan oleh nafsu. Jika seorang laki-laki yang tulus mencintai seorang wanita, maka ia akan menghitbah bukan mengajak pacaran dan merusak si wanita. Sekali-kali berpikirlah logis, laki-laki ketika telah mendapatkan apa yang diinginkan dari si wanita, ia akan merasa puas , dan pergi meninggalkan luka dihati wanita. Banyak kita lihat anak muda zaman sekarang rela memberiak segalanya kepada seseorang yang sebatas pacar. Hingga akhirnya dia menyesal dan menanggung malu. Semoga Allah selalu melindungi kita.
  •  Allah maha memberikan hidayah kepada hambanya dan ia mampu mengubah seseorang dalam satu malam dengan “kunfayakun”. Lalu apa yang pantas kita sombongkan , sedangkan kita tidak tau akhiran apa yang kita dapatkan. “sungguh orang yang paling beruntung adalah mereka yang mati dalam keadaan husnul khatimah”, bagaimanapun buruk perjalanan hidupnya. Seperti kisah dalam novel ini tentang ayah senja yang telah menebus dosa masalalunya di kampung hijrah, dengan selalu mendekatkan diri kepada Allah.
  • Pelajari ilmu adab dan ahlak sebelum ilmu yang lain. Begitulah yang dapat kita ambil dalam novel ini saat Satria dikampunh hijra. “kata Imam Maliki, pelajarilah adab,ahlak, sebelum mempelajari ilmu lainnya. Alkisa saat Imam Malik akan belajar kepada Rabi’atur Ra’yi, beliau mendapat nasihat dari ibunya, ‘Nak, camkan pesan Ibu, pelajarilah olehmu adab Rabi’atur Ra’yi sebelum kau pelajar ilmunya.’ Begitupun pendapat Imam Ahmad, ‘bagaimana cara meluruskan niat dalam mencari ilmu?” Beliau menjawab, ‘Meniatkan dirinya agar bisa rendah hati dan menghilangkan kebodohan darinya.’ Sementara kata syeikh Ibnu Mubarak. Seorang ulama yang saleh,’kami mempelajari masalah adab selama 30 tahun, sedangkan kami mempelajari ilmu lainnya selama 20 tahun.’  Mengisyaraktkan bahwa tak akan bermanfaat ilmu setinggi apa pun jika tidak ada adab, semaki berilmu seseorang seharunya semakin beradab dan rendah hati dia.
  • Keluarga adalah pilar peradaban. Jika kita ingin islam jaya, maka perbaikilah tata kehidupan dalam keluarga, karena keluarga perpengaruh besar untuk perkembangan anak dan peradaban kedepannya. Menjadi orang tuapun tak mudah, pertaruhan anatara dunia dan akhirat, jangan penuhi anak-anak dengan kebutuhan dunia, beri mereka pendidikan agama, ajarkan mereka tentang tauhid, bangun karaktar mereka, ajarkan adab dan ahlak. Beri mereka kasih sayang dan perhatian hingga mereka tak mencari perhatian diluar rumah. Itu semua didapatkan dari ibu dan ayah yang lebih dulu mengenal dan mempelajari islam.
  • Zina adalah hutang, dalam novel ini memberikan tamparan keras bagi kita untuk selalu memohon pelindungan dari Allah atas dosa yng kita lakukan, dan melindungi keluarga kita dari dosa zinah, yang amat menakutkan. “dalam sebuah kisah, seorang pertanya kepada Imam Syafi’I,” mengapa hukuman bagi penzina sedemikian beratnya?” wajah Imam Syafi’i memerah, lalu beliau berkata ‘karena zina adalah dosa yang bala’ (besar resikonya). Akibatnya akan mengenai keluarganya,tetangganya,keturunanya hingga tikus di rumahnya dan semut diliang sekitanya’.“sebab ketahuilah oleh kalian, bahwa sesungguhnya zina adalah hutang. Dan sungguh hutang tetaplah hutang. Salah seorang dalam nasab (keturunan) pelakunya pasti membayar” (Imam Syafi’i).  begitu menakutkan dosan zina, hingga keturunan kita mendapat bala’ dari perbuatan zina yang kita lakukan, semoga Allah menjauhi kita dari dosa zina. Kalau ingin lebih tau kelajutan baca novel hijrah cinta
  • Nikahlah dengan yang sekufu, “ didalam novel ini mengajarkan kita bahwa nikah itu yang terpenting sevisi dan misi bukan hanya cinta”. karena pernikahan adalah pilar peradaban, jangan sampai setelah mengarui bahtera kehidupan kandas ditengah jalan karena tujuan akhir tak sama. Carilah orang yang setara dengan kita. ‘ketika sosok Fajar mengharapkan Senja, ia meminta kepada Allah jodoh yang terbaik, maka Allah jauhkan Senja dari Fajar.’ Karena saat itu Fajar tak sekufu dengan Senja, Fajar penghapal Al Qur’an dan saat itu senja masih proses behijrah seperti Satria. Dan ketika Satri mendekati diri kepada Allah, berharap Allah membersatukan Satria dengan Senja maka Allah berikan Senja untuk Satria, dua insan yang memulai berhijrah , memiliki visi dan misi yang sama.


begitulah yang bisa saya tulis dalam dua novel yang menggugah keimanan, sebenarnya masih banyak pesan yang bisa kita ambil dari kedua novel diatas, karena kelemahan dari saya sendiri tidak bisa menjabarkan secara rinci setiap pesan yang tersurah dalam kedua novel ini,semoga dengan pesan diatas menjadikan pembelajaran bagi kita semua khususnya untuk diri sendiri dalam mengarungi kehidupan dunia yang sementara ini. Yang belum membaca novelnya, saya harapkan kalian mmebacanya. insyaAllah bermanfaat kedua novel ini, novel lama kedua penulis.


Kalau bermanfaat jangan lupa di sharenya, semoga menjadi amal jariyah bagi kita.
Jangan lupa follow istagram saya di @yulia_agisni dan email : agisniyulia@gmail.com .  tugu tulisan selanjutnya,

yulia agisni
yulia agisni Hanya seorang penikmat sastra

1 komentar

  1. ayo segera bergabung dengan kami hanya dengan minimal deposit 20.000
    dapatkan bonus rollingan dana refferal ditunggu apa lagi
    segera bergabung dengan kami di i*o*n*n*q*q :-* (f) (f) (f)

    BalasHapus
label
advertise