Tanpa Kita Sadari, Kita Seorang Pembunuh



Dunia bulan-bulan ini digemparkan dengan hadirnya sebuah mahluk tuhan yang tidak bisa dilihat dengan kasat mata. Keberadaanya begitu menakutkan bagi banyak orang. Banyak dari manusia berbondong-bondong menyelamatkan diri demi terhindar dari ‘mahluk tuhan yang tak kasat mata itu. Mahluk tuhan yang  diberi nama virus corona oleh manusia yang ukuranya 0,125 Mikrometer. Ukuruan yang sangat kecil bagi kita, lebih kecil dari ujung kuku . Mereka mampu bertahan paling lama di permukaan 48 jam , bukan hal lama mereka bertahan hidup tapi dia mampu memporandakan dunia dengan begitu mudahnya.  Manusia begitu takut dengan adanya virus itu, karena penularannya yang begitu cepat , tanpa disadari keberandaanya di sekitar tubuh kita .

            Mahluk tuhan yang dinamakan virus ini, masih belum bisa di temukan Vaksin untuk mengobati penderaitnya, karena menurut para pakar virus, virus  ini gabungan dari AIDS dan SARS yang pernah jaya dizamannya. Sangat menakutkan bukan. Indonesia adalah salah satu Negara yang persentasi kematian paling tinggi di dunia. Sampai saat ini pada tanggal ( 24 Maret 2020) data yang didapatkan bahwa 686 positif corona, 55 meninggal dunia dan 30 orang dinyatakan sembuh dari virus ini. Banyakan lebih banyak korban meninggal dari pada sembuh dari acaman virus ini. Kenapa bisa seperti ini? Fakta dilapangan yang bisa kita lihat dari bangsa Indonesia  yang terkenal dengan keramah tamhannya . banyaknya masyarakat yang acuh tak acuh dengan adanya virus ini.

            Egoisme masih tinggi diindonesia, banyak sekali kita lihat para tenaga kesehatan gugur dimedan perang melawat covid-19.  ini sangat membuat hati saya sangat miris dengan keadaan ini, karena penulis juga seorang tenaga kesehatan. Yang harus berjuang meninggalkan keluarga demi menyelamatkan nyawa orang lain, kita bukan ingin disanjung sebagai pahlwan di garda terdepan, tapi setidaknya pemerintah lebih memperhatikan keselamatan tenaga medis. APD banyak yang kurang , karena keegoisan para penimbun yang mementikan keuntungan dan diri sendiri, tanpa sadar anda adalah pembunuh sejati dalam peperangan ini.  Kita sudah tidak lagi memikirkan tentang diri kita sendiri, ada banyak orang diluar sana yang sebenarnya mereka was-was tentang keselamatan diri mereka, tapi mereka harus berjuang untuk bisa menghidupkan kelurga mereka demi sesuap nasi.  Mereka pergi akan mati, dan mereka diam dirumah juga akan mati. Tidak ada pilihan hidup yang menjamin di Negara Indonesia ini.

            Dulu para pahlawan di era 45 saling bahu membahu, angkat sejata membela bangsa. Mengorbankan jiwa untuk melihat bangsa ini merdeka. Sekarang zaman 2000 kita bukan lagi berperang angkat senjata, tapi berperang melawan diri sendiri dengan tetap mengalahkan ke egoisan diri kita sendiri. Ketika kita di anjurkan untuk tetap diam dirumah maka diamlah . jangan terlalu banyak mengenyel . dan pemerintah juga harus melihat kesejahteraan masyarakatnya dengan memberikan bahan pokok selama masa karantina. Maka masyarakat yang tidak mampu bisa tetap diam dirumah. Karena pilihan mereka ada dua, tetap dirumah tapi tidak makan apa-apa atau keluar kena penyakit, tapi dapat pulang membawa makanan untuk keluarga mereka. Dua-duanya bukan pilihan yang sepatutnya mereka pilih. Harusnya pemerintah sudah memenuhi  kebutuhan bahan pokok mereka. Dan yang kaya tetap diam dirumah tanpa harus keluar, karena kita tidak tau apakah kita membahwa virus untuk orang lain.
            Bagi penimbun bahan pokok dan APD , ingatlah bahwa tenaga medis lebih sangat membutuhkan APD dirumah sakit untuk membantu pertolongan banyak orang, jika para tim medis perguguran saat perang lalu siapa yang akan menyelamtkan korban yang membutuhkan penangan darurat, apakah kamu ingin hidup sendiri di Negara ini? . Bagi yang menaikan harga bahan pokok , lihatlah masyarakat kita, masih dalam rentan kemiskinan, jangan sampai kita menjadi pembunuh juga.

            Kita sudah tidak lagi perjuang angkat senjata, tapi kita hanya berjuang dengan porsi kita masing-maisng, ada yang tetap diam dirumah dan tim medis tetap berjuang di garda terdepan. Saling mendoakan dalam kejauhan. Karena dunia kita lagi kurang sehat . dan jangan sampai kita menjadi pembuhun nyawa yang tidak bersalah atas kelalaian kita . mari berjuang melawan corona, tetap dirumah , jagalingkungan kita tetap bersih, dan kesehatan selalu prima. Demi ibu pertiwi.

yulia agisni
yulia agisni Hanya seorang penikmat sastra

1 komentar

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ayo segera bergabung dengan kami di ionqq^^com
    dengan minimal deposit hanya 20.000 rupiah :)
    Kami Juga Menerima Deposit Via Pulsa & E-Money
    - Telkomsel
    - GOPAY
    - Link AJA
    - OVO
    - DANA
    segera DAFTAR di WWW.IONPK.ME (k)
    add Whatshapp : +85515373217 x-)

    BalasHapus
label
advertise