Perjuang Seorang Guru Di Pelosok Negeri
“SECUIL KISAH TENTANG PAK NURUNDDIN”
Aku adalah seorang remaja yang belajar dari seorang guru. Setiap kata yang aku baca itu aku dapatkan dari seorang manusia yang paling berjasa di hidupku. Mungkin kata orang dulu memang selalu benar, dosa yang menyangku barang orang tua bisa kita tebus dengan membaca istikebar banyak-banyak tapi dosa kepada guru tidak bisa di periksa walaupun kita tebus dengan emas didunia itu tidak akan bisa
Pagi
itu, matahari telah tampa di upuk barat dengan warna asnya kuning agak ke orenan.
Dari tadi aku telah bangun dan
mempersiapakan buku-buku yang aku bawa kesekolah. Setiap hari aku berjalan
menyusuru jalan setapak untuk sampai ke sekolahku . Memang sekolahku sangat
jauh dari rumah untuk sampai kesekolah di perlukan jalan berpuluh-puluh
kilometer dari rumah kesekolah.
Treng….Treang suara sepeda Pak Nurunddi,seorang
guru pensiunan.
”Nak…Ratih mau berangkat ke sekolah”ungkap
Pak Nurunddin sambil memegang sepeda ontel yang sudah agak tua seperti sepeda zaman dulu.
“iya..Pak,kalau bapak mau kemana
pagi-pagi begini?”
“Bapak mau kesawa,”
“oO…ya pak, boleh gak Ratih dan
temen-temen datang kerumah bapak nanti sepulang sekolah, untuk belajar matematika,
tinggal beberapa bulan lagikan kami akan menghadapi Ujian Nasional untuk kelas
3 SMP.”
“silahkan Nak” sambil mengayun
sepedanya. Bayangan Pak Nurunddin semakin hilang dipandang.
****
Pagi
itu pelajaran matematika, menurut teman-temanku pelajaran matematika memang
pelajaran paling membosankan. Mana rumus-rumusnya sangat sulit dimengerti yang
membuat banyak temen yang kurang menyenangin
matematika. Tapi aku beda aku sangat menyenangi pelajaran matimatika.
“Ratih..”ungkap Pak Insyan Guru matematikaku.
Yang membuat lamunanku terpecah.
“ada apa pak Guru?”jawabku sambil
berdiri .
“ayo, maju jawab soal yang ada di
depan”.
Aku maju kedepan dengan Pedenya, dan
yakin kalau aku pasti bisa mengerjakan semuanya dengan benar. Aku goreskan
tinta spidol pada papan di depanku sambil focus mengerjakan soal-soal yang ada
di depanku.
“pak sudah selsai”sambil kembali duduk
dengan muka Pede. Semua teman-teman melihatku sanagat percanya diri mengerjakan
soal-soal yang di berikan pak Guru.
“Anak-anak, jawaban teman kalian Ratih
benar.”
Bel
tanda belajaran berakhir telah berbunyi . semua siswa berhampuran pulang dengan senangnya. Aku yang
masih menunggu Santi yang sedang memperbaiki tali sepatunya.
“Oo…Ya kamu hebat bisa jawab soal-soal
tadi”ungkap Santi
“Ya San, kan aku belajar sama Pak
Nurundin. Seorang guru pensiunan, iya sering kok mengajar kami di sawah
miliknya”.
“Really,, apa boleh aku ikut belajar
dengan mu.”
“Boleh. Pak Nurundin pasti senang siswinya
bertambah satu lagi.”sambil berjalan keluar gerbang sekolah .
****
Terdengar suara pintu ruang tamu diketuk. Entah siapa yang bertamu. Tanpa
banyak basa-basi aku yang dari tadi duduk diruang tamu sambil membaca buku.
Terbangun untuk membukakan tamu itu pintu.
“Assalamualikum Ratna”
“Wa’alaikum salam,,Santi ,Bejo. Ada apa
nya tumben datang”ungkapku sambil mempersilahkan mereka masuk.
“Ratna, kita kesini mau ikut belajar sama
Pak Nurunddin”
“ayok, Bu…!!! Ratna mau pergi ke sawah
pak Nurunddin untuk belajar matematika”sambil menjauh meninggalkan rumah.
“ia, jangan pulang larut malam Nak.”
Desa memang tempat tinggal yang lebih nyaman
dari pada kota. Udara yang masih sejuk, apalagi dengan warna hijau yang membuat
mata sehat.
Di sawah terlihat Pak Nurunddin sedang
mencangkul sawah untuk menanam ubi jalar.
“Pak boleh kami bantu”ungkap Bejo sambil
mengambil cangkul yang ada di samping Pak Nurundin.
“Boleh,,kalian mau belajar. Setelah selesai
menanam ubi ini kita akan lanjutkan belajaran kita yang kemaren.”
“Pak boleh saya nanyak.”
“nanyak apa Nak Ratna”
“kenapa bapak harus capek-capek kesawah,
sedangkan bapak punya gaji pensiunan untuk mencukupi keluarga bapak?”
“Nak, tau sendiri berapa tunjangan
pensiunan bapak. Cuma bisa pakai makan sehari-hari. Sedangkan bapak punya 3
anak. Anak bapak yang pertama Radit baru selsai tahun besok S2 ya. Sedangkan anak
bapak yang kedua Siti baru masuk berguruan tinggi. Dan yang terakhir Andin
masih duduk di bangku SMA. Itu tidak cukup membiayai mereka sekolah. Makanya
bapak bela-belain kerja disawah untuk mencari biaya sekolah untuk mereka.”
“Subahanaallah, pak saya salut sama
bapak. Walaupun tua begini masih sanggup bekerja sekeras ini demi masa depan
anaknya.”ungkapa Tono memnyambung pembicaraan.
“Ya Alhamdullilah. Bapak ingin kalian
lebih dari bapak. Makanya kalian harus rajin-rajin belajar”
“ya pasti pak!”suara serempak
“akhirnya anak-anak sudah selesai. Mari
kita lanjutkan belajaran kita yang kemarin.”
*****
Hari memang terus berjalan. Telah tiba
hari yang paling menegangkan bagi kami perang melawan soal-soal. Tapi kami
semua sudah punya pegangan dari Pak Nurunddin. Kami tidak akan menyia-yiakan
ilmu yang diberikan Pak Nurunddin kepada kami.
Soal aku jawab dengan teliti agar tidak terjadi
kesalahan..
“Ratna bagaimana, kamu bisa jawab”ungkap
Tono sambil mengaruk-garuk kepalanya.
“iya, kalau kamu Tono”
“aku bisa jawab, tapi aku tidak tau itu
benar atau tidak”
“etahlah, aku juga agak takut.”
Percakapan terhentikan ketika aku dan
Tono . Melihat Sinta berlari tergupuh-gupuh sampai-sampai rok yang dipakai
diangkatnya. Sampai terlihat paha.
“ada apa Sinta, kamu tergupuh-gupuh
begitu.”
“Ratna, Tono kamu tau tidak kalau pak
guru Nurunddin di bawa kerumah sakit.”
“tidak!” sontak dengan kagetnya.
“tapi untunglah dia tidak terlalu
parah,dia cuma kecapean”
“alhamdullilah”dengan suara lega.
Pagi
datang tampa pernah sabar untuk membangunkan manusia dalam tidurnya. Manusia
tak pernah sadar ia tetap berhayal di danau kasur. Tapi Aku bagun lebih pagi
hari ini karena perasaan hatiku bercampur aduk, antara senang ,takut, dan
gelisah yang membuatku tak dapat tidur semalaman . Karena hari ini pengumuman
kelulusan Ujian Nasional. Aku berangkat sekolah dan tak lupa berpamitan kepada
ibu.
“bu,Ratih mau kesekolah. Doakan Ratih bu
semoga lulus dengan nila yang baik”sambil mecium tangan ibu.
“ya nak, pasti ibu selalu mendo’a
kan mu tampa henti”.
Aku berlalu meninggalkan ibu menuju
kesekolah. Jalan-jalan masih terlihat sepi hanya beberapa yang kedaraan yang
berada di sampingku.
Sesampai di sekolah perasaanku semakin
menjadi-jadi. Aku semakin takut dan detak jantungku semakin takut. Lama
menunggu disekolah detik-detik yang aku tunggu dengan teman-temanku telah tiba.
Kepala sekolah maju di depan kami semua.
“anak-anak ini hari pengumuman kelulusan
kalian. Saya berharap kalian punya tujuan setelah lulus dari SMP Bina Bangsa
ini. Tujuan kearah masa depan seperti melanjutkan sekolah kejenjang SMA. Akhir
dari rintangan kalian . yang kalian lakukan selama tiga hari berbuah hasil yang
baik bagi kalian dan sekolah. Alhamdullilah doa’a kita semua di jabah oleh Allah
S.W.T kalian semua lulus 100%.” Disambut tepuk tangan yang meriah. Semua teriak
kegirangan karena lulus semua tanpa ada yang menangis sedih karena tidak lulus.
Tapi hatiku masih tak tentram karena belum masuk kesekolahan yang aku inginkan.
Pulang dari sekolah aku taklupa
berpamitan kepada Pak Nurunddin karena aku akan pergi ke kota untuk mendaftar
sekolah.
“assalamualaikum pak”sambil mengetuk
pintu. Tiba-tiba pak Nurunddin keluar membukakan pintu.
“Nak Ratih ada apa”sabil mempersilahkan
aku masuk.
“ini. Pak aku mau mendaptar kesekolah
baruku besok. Pak doain Ratna pak semoga dapat masuk kesekolah yang terpaforit
dikota pak”sambil mencium tangan pak Nurundin
“iya,pasti Nak. Hati-hati
dijalannya”sambil berlalu meninggalkan pak Nurunddin.
Hari terus berganti
bulan pun ikut silih berganti dengan semua memory yang masih tersimpan tentang
kehidupan yang aku jalani kemarin.Ini pertama kali aku merayakan hari guru
disekoalah baruku. Peranyaan hari guru disini memang sangat menyenangkan dan
meriyah. Karena masing-masing guru beryanyi semua sisiwa bertepu tangan
termasuk aku.
Tiba-tiba suara telpon genggam ku berdering .
Tret…………..tret tnpa banyak basa basi ku angkat
telpon tanpa melihat siapa yang menelpon. Tapi aku milih menjauh dari keramaian
“hallo, Ratna apa kabarmu.”ungkap seorang cewek
diseberang telingaku
“Alhamdullilah baik, ini siapa?”
“ini aku Sinta,”
“ada apa Sinta tumben nelpon”
“gini Ratna, aku teringat dengan Pak Guru matematika
kita pak nurundin. Aku ingin kita semua datang kerumahya untuk
membawa beberapa hadiah. dia kan guru kita.yang telah mengajar kita
sambai kita bisa masuk ke sma pilihan kita.hari inikan hari ulang tahunya”
“oya,,bener
sinta, ya aku pasti datang.” Sambil menyelsaikan perbincangan.
Matahari
telah tampak diatas kepala. Hari begitu panas . sampai meresap kesela kain yang
aku pakai . tapi itu tak membuatku berhenti mengendari motor.yang ada dibenakku
hanya wajah guruku pak Nurunddin . untuk sampai kedesa dibutuhkan waktu 2 jam
setengah . Aku mengendarai motor dengan kecepatan 90. Yang bagiku itu sudah
cepat untuk sampai kedesa tepat waktu.
Sesampai dirumah pak Nurundin aku melihat
Tono,Bejo,.
“assalamualaikum”ungkapku sambil mendekati mereka.
“wa’alaikum salam”jawab mereka serempak.
“tumben kalian datang”
“pak kami hanya ingin tau keadaan bapak”kata Tono.
Tiba-tiba Santi datang membawa sebuah kue. Sontak
semua berdiri menyambut kedatangan Santi. Air mata keluar membasahi pipi pak
Nurunddin.
“pak, ini hari ulang tahun bapak. Mungkin
hadiah-hadiah ini tidak bisa menggantikan besar jasa bapak kepada kami semua
hingga kami dapat mencapai apa yang kami inginkan.”
Pak Nurunddin tak dapat berkata-kata keriput diwajah
memudar. Hanya senyum terpancar di raut wajah pak Nurunddin.
“Terimakasi. Saya ingin melihat kalian kelak. Menjadi
orang sukses dan berjuang untuk bangsa dan Negara.”
“amin,pak”ungkap kami serempak.
“pak maafin kami. Kalau kami punya salah kepada
bapak “sambil mencium tangan Pak Nurunddin.
Aku tak bisa menghentikan air mata haru melihat
kebahahagian pak Nurunddin. Guru pensiunan yang menjadi inspirasiku dan
kawan-kawan di masa depan. Walau setua itu iya tetap gesit mencari secuil nasi.
*****
Guru pensiunan yang tetap
mengembangkan ilmunya untuk kami .tanpa pernah memandang siapa kami. Dia adalah
inspirasi. Inspirasi kami semua . sesosok orang yang mengajarkan untuk terus
berusaha apapun kondisi kita hari ini dan tak akan pernah menyerah untuk
membagi ilmu tak ada kata sebutan mantan guru tapi yang ada dia adalah guruku.
Ketika
langit biru telah tampak aku selalu berkata”apakah aku mampu menjadi pak
Nurunddin ,aku harus bisa . karena usiaku jahu lebih muda dan masih banyak ilmu
yang harus aku gali lagi.
Seorang guru menghantarkan anak didiknya untuk menuju
masa depan yang cemerlang. Tapi kecemerlangan masa depan itu bukan milik para
guru. Kecemerlangan itu milik anak didik mereka.
Izin promo ya Admin^^
BalasHapusbosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~ :))
Ada yang bisa dibantu?
BalasHapus