ORANG TUA MESTI PERHATIKAN KARAKTER ANAK


Penulis: Muhammad Abdul Aziz | Pembina TBA


 
Semua kita sepakat apabila keluarga tempat persemaian anak-anak yang pertama, agama memberikan penjelasan bahwa keluarga merupakan pendidikan pertama anak-anak. Sangat penting peran keluarga dalam tumbuh kembang buah hati. Keluarga lingkungan pertama peletak karakter. Dalam menumbuhkan karakter anak peran serta orang tua sangat sentral, maka penting keluarga terutama orang tua mengetahui dan memahami nilai-nilai pendidikan karakter anak.
      Pendidikan nasional merumuskan nilai-nilai pendidikan karakter diantaranya; religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, bersahabat/komuniktif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab. Dikutip dari artikel paud.id tentang mengenal 18 nilai pendidikan karakter disekolah. (24/08/2015)
Religus sebagai perilaku yang menggambarkan ketaatan beragama bagi pemeluknya, jujur sebagai perilaku yang menyelaraskan perbuatan dan tindakan, toleransi sebagai perilaku yang mencerminkan rasa hormat terhadap perbedaan, disiplin sebagai perilaku konsiten terhadap peraturan yang berlaku di negara kesatuan republik Indonesia, kerja keras sebagai perilaku bersungguh-sungguh terhadap apa yang sedang dikerjakan, kreatif sebagai perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai bidang, mandiri sebagai perilaku tidak menggantung diri pada hidup orang lain, demokratis sebagai perilaku yang mencerminkan kesamaan hak dan kewajiban, rasa ingin tahu sebagai perilaku yang mencerminkan keingintahuan yang mendalam, semangat kebangsaan sebagai perilaku yang mengedepankan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi, cinta tanah air sebagai perilaku yang mencerminkan rasa bangga terhadap tanah air Indonesia, menghargai prestasi sebagai perilaku terbuka terhadap prestasi orang lain, besahabat/komunikatif sebaga perilaku terbuka terhadap orang lain dengan komunikasi, cinta damai sebagai perilaku yang mengedepankan sikap kebersamaan yang mencerminkan kedamaian, ketenangan dan rasa aman, gemar membaca sebagai perilaku yang membiasakan diri tanpa paksaan untuk gemar berliterasi, peduli lingkungan sebagai perilaku yang menjaga kelestarian alam Indonesia, peduli sosial sebagai perilaku yang mencerminkan kepedulian terhadap masyarakat dan tanggung jawab sebagai perilaku yang mencerminkan rasa tanggung jawab terhadap pekerjaan.
         Orang tua memiliki peranan yang sangat penting dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai karakter anak. Hal ini memungkinkan anak sudah memiliki bawaan karakter sejak kecil yang didapatkan dari lingkungan keluarga terutama orang tua yang akan menjadi bekal pada proses pendewasaan nanti. Pada usia anak inilah manusia sangat pandai mencontoh sekitar, mereka seperti kertas yang kosong yang akan di tulis oleh pemiliknya baik atau buruk catatan yang akan di tulis tergantung dari pemilik kertas tersebut. Tetapi, penulis mengira tidak ada orang tua yang mau membuat cacatan buruk kepada anak-anaknya.
       Orang tua harus memperhatikan dengan serius perubahan karakter atau perilaku buah hati, selalu memantau setiap apa yang terjadi. Bila terlihat sedikit menyimpang dari penilaian kita sebagai orang tua. Ada baiknya memberikan penjelasan dan pemahaman kepada buah hati dengan tutur kata yang baik, lembut dan situasi dan kondisi yang tepat. Kalaupun sekiranya memukul perhatikan dengan detail hal-hal tubuh mana yang harus dipukul seperti nasehat agama yang tidak memperbolehkan memukul anak pada area kepala dan tubuh yang sensitif namun berdasarkan kefakiran pengetahuan agama, tidak pernah penulis membaca dan menyimak guru agama menjelaskan baginda nabi SAW mendidik anaknya dengan memukul.  
Memukul juga tidak ada jaminan memberikan efek jera apabila karakter anak terlihat menyimpang. Memberikan sentuhan kelembutan untuk membangun pola karakter anak bukan berarti memanjakan anak. Memukul anak bukan berarti tidak ada rasa kasih sayang terhadap anak. Tidak ada orang tua yang tidak sayang terhadap anaknya bahkan sekelas binatang seperti harimau selapar-laparnya tidak pernah berniat memakan anaknya apalagi kita sebagai manusia yang Tuhan tiupkan perasaan dan pikiran.
Sayangi anak, bangun karakter anak Indonesia yang cerdas dan patuh terhadap agama yang di anutnya. 

yulia agisni
yulia agisni Hanya seorang penikmat sastra

Posting Komentar

label
advertise